Sabtu, 02 Februari 2019

Tate no Yuusha no Nariagari Web Novel Bahasa Indonesia : Chapter 5. Kenyataan dari Perisai

Chapter 5. Kenyataan dari Perisai


Di luar gerbang, terlihat padang rumput yang luas sejauh mata memandang. Ada sebuah jalan batu (mirip jalan batu) mengarah ke kejauhan, namun disamping itu, tidak ada jejak penduduk yang bisa ditemukan.

Terakhir kali aku lihat pemandangan ini adalah ketika berwisata ke Hokkaido, bahkan kalah jika dibandingkan dengan langit biru tanpa ujung ini, lautan rumput yang membentang sejauh cakrawala. Satu hal yang membuatku tetap tenang dan tidak berlarian adalah karena aku tahu pasti akan ada orang yang melihatnya, reputasiku sebagai hero akan jatuh lebih dalam lagi.

“Tunggu sebentar hero perisai. Area ini menjadi rumah bagi banyak monster lemah. Kita bisa menggunakan ini sebagai pemanasan sebelum monsternya semakin sulit.”
“Terdengar bagus! ini adalah pertamakalinya aku bertarung, jadi ayo lakukan yang terbaik”
“Ya, silahkan lakukan yang terbaik”
“Tunggu. Apa maksudmu kau tidak akan membantu ?”
“Akan aku bantu. Tapi sebelum itu, menurutku akan lebih baik jika memeriksa seberapa kuat dirimu”
“Oh.. sepertinya itu masuk akal”

Jika dipikirkan, Mein sepertinya sudah cukup berpengalaman, sementara aku bahkan tidak tahu apa yang bisa aku lakukan. Jika dia pikir monster disini aman untukku coba, aku harus percaya penilaiannya.

Kami berjalan pelan untuk beberapa saat, hingga akhirnya aku tersandung di sesuatu seperti balon oren…. Sesuatu.

“Ah, itu dia. Seekor balon oren, perhatikan dia. Berhati – hati, hero perisai… dia lemah, namun sangatlah agresif.”

Ada apa dengan nama itu ? karena terlihat seperti balon oren, jadi dinamakan balon oren ? aku sedikit kasian pada balon itu.

“Grah!”

Aku sedikit merasakan aura permusuhannya dari raungan ganasnya, dan dua mata kecilnya. Saat dia merasakan kehadiranku, dia langsung menyerang ku.

“Berjuanglah, hero perisai !”
“Baiklah!”

Ini adalah kesempatan untuk bersinar. Aku menyiapkan perisaiku, dan menggunakannya untuk menyerang balon oren.

*smash*

*boing*

Seranganku terpental seolah tidak terjadi apa – apa. Ini sangat elastis! Aku yakin dia akan segera meletus…

Balon oren marah dan menancapkan giginya padaku.

“Woah!”

*clang*

Serangan itu membuat suara yang keras, tapi aku menghiraukannya. Walaupun balon oren sedang menggerogoti lenganku, aku sama sekali tidak merasakan efek apapun. Ini seperti ada pelindung tidak kasat mata yang dipancarkan dari perisaiku dan melindungiku.

Aku melihat Mein tanpa berkata apapun.

“Kau pasti bisa”

… Bisakah aku ? Tentu saja, aku sama sekali tidak menerima damage, namun aku juga tidak memberikannya. Aku harus merubah strategiku.

“ORA ORA ORA ORA ORA”

Aku mengeluarkan seni bela diri ku yang terpendam dan memukul balon oren.

Lalu, setelah lime menit…

*pop*

Akhirnya meletus.

“Haa… haa…haa…”

Aku mendengar suara notifikasi, dan ada pesan yang mengatakan aku telah mendapatkan 1 EXP. Berjuang keras seperti itu hanya untuk mendapatkan EXP (Experience Point) yang sedikit… itu bukan pertanda baik. Monster itu lebih tangguh dari pada yang aku duga. Aku memiliki batas kemampuan jika hanya dengan tinjuku saja.

“Kerja bagus, hero perisai”

Mein bertepuk tangan, namun itu terlihat sedikit terpaksa.

Setelah itu, Aku menyadari ada suara langkah kaki di suatu tempat mulai mendekat. Aku memutar kepalaku untuk melihat benda apa itu, dan melihat Ren dan para pengikutnya berlari dengan cepat. Aku langsung ingin menyapanya, namun aku tidak pernah berani mengganggu orang berlari yang memiliki ekspresi serius.

Tiba – tiba, tiga balon oren muncul di depan mereka.

*slash*

Tanpa keraguan, Ren menebasnya dengan pedang, meletuskan nya satu per satu.

Dia mengalahkan mereka dengan sekali serang !? Seberapa besar damage yang dia punya ?

“…”

Mein melambaikan tangannya di depanku, menyadarkakanku dari melamun.

“Jangan khawatir. Setiap hero memiliki cara mereka masing – masing, itu saja”
“… Terimakasih, Mein”

Itu benar, Aku baru saja dikunyah selama lime menit dan tidak ada bekas luka. Sepertinya pertahananku, paling tidak, sangat lah tinggi. Dengan semangat yang muncul, aku membungkuk dan mengambil beberapa balon oren lalu mengalahkannya. Setelah aku mengalahkannya, suara yang lemah terdengar dari perisaiku.

Menarik..

Dengan perlahan aku membawa sisa – sisa balon ke perisaiku. Ketika aku menyentuh mereka, sebuah cahaya yang redup muncul, dan bahan karet berwarna oren masuk kedalam permata perisai.


[Potongan balon dari balon oren didapatkan]


Aku menyadari bahwa Buku Senjata sekarang menyala. Aku membukanya untuk memeriksa apakah ada yang berubah, dan aku melihat ikon “Perisai oren Kecil” muncul. Ini masih terkunci, sepertinya aku perlu mengumpulkan lebih banyak bahan sebelum aku bisa menggunakannya.

“Apa itu kemampuan dari Senjata Legendaris ?”
“Ya, sepertinya aku bisa menggabungkan beberapa material tertentu untuk menghasilkan bentuk baru”
“Begitu…”
“Sebenarnya, apa sisa – sisa balon ini bernilai ?”
“Kau pasti sangat beruntung jika bisa menukarkannya dengan satu copper”
“… Dan berapa copper untuk satu silver ?”
“Seratus”

Oh, baiklah. Lagi pula aku tidak ingin menjual ini.

“Ngomong – ngomong, selanjutnya kau kan ?”
“Sepertinya begitu”

Dua buah balon oren muncul mendekati kami ketika kami sedang berbicara. Bagaimanapun, Mein mengeluarkan pedangnya, dan membunuhnya dengan dua serang, potongan indah. Mereka bahkan tidak bertahan sedetikpun.

Tidak mungkin… Bahkan Mein… ?

Ini adalah hari keduaku menjadi hero di dunia lain, dan setelah lima menit bertarung, aku sangat menyadari posisiku. Aku menyadari seberapa lemahnya aku – atau mungkin, perisai ini.

…Mungkin yang terbaik adalah membiarkan Mein menangani pertarungan dari sekarang.

“Oke, rencana baru. Kau menyerang dan aku akan bertahan. Mari lihat seberapa jauh kita bisa”
“Roger!”

Mein setuju dengan segera. Setelah itu, kita terus berjalan hingga matahari hampir terbenam, Membunuh setiap balon yang kami jumpai. Ternyata mereka berwarna – warni, Selain dari balon oren kami juga menghadapi balon kuning juga.

“Ada monster yang lebih kuat di depan, namun lebih baik kita kembali ke kastil sebelum hari semakin gelap”
“Aww, padahal aku ingin bertarung sedikit lagi…”

Karena aku sama sekali tidak menerima Damage, bertahan dari serangan para balon terasa sangat mudah. Aku merasa aku bisa melakukan ini sepanjang hari.

“Aku paham keinginanmu, hero perisai, namun aku harap kita bisa mengunjungi toko senjata lagi sebelum tutup. Jika kau membelikanku perlengkapan yang bagus, besok kita bisa melalui ini jauh lebih mudah.”
“… Baiklah, aku tidak bisa menyangkal jika kau berkata demikian”

Tapi apa tidak apa – apa jika kita berhenti disini, ketika aku hampir level up ? Aku sudah mengumpulkan bahan yang digunakan untuk perisai oren dan perisai kuning, jadi yang harus aku lakukan sekarang adalah mendapatkan beberapa EXP dan aku akan bisa menggunakan perisai itu.

(Ngomong – ngomong, aku tetap mengumpulkan potongan balon walaupun syarat perisai sudah terpenuhi. Mereka mungkin hanya bernilai satu copper, namun uang adalah uang)

Pada akhirnya, Mein memiliki caranya sendiri, dan kita menunda petualangan kita dan berhenti di tengah jalan untuk kembali ke kota.




TL: LoliLover
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar