Kamis, 31 Mei 2018

Death March kara Hajimaru Isekai Kyousoukyoku Bahasa Indonesia : Chapter 4-2 Gadis Kecil Berbelanja

Chapter 4-2. Gadis Kecil Berbelanja


“Oke~ Mari kita mulai~. Semuanya, Ikuti aku~.”

Menuruti perintah Arisa, Pochi dan Tama mengikutinya.
Arisa berbicara seolah dia bukan budak tetapi seorang tuan. Aku tidak mungkin bisa melakukannya, tapi aku juga berpikir untuk tidak melakukannya.
Meskipun jika seorang Master membolehkannya, sebagai seorang budak aku tidak boleh mengganggunya...

“Pertama-tama, pakaian dalam! Jadi pakaian dalam macam apakah yang kalian para gadis pakai?”

Sembari berkata, Arisa menarik ke atas baju dan rok Pochi untuk mengkonfirmasinya.
Walaupun rasnya berbeda dan dia adalah seorang gadis, Aku pikir dia harus lebih berhati-hati, tapi mungkin itu karena dia masih kecil?

“Bohong~ Kau tidak mengenakannya! Jangan bilang, kau juga Liza-san?”
“Ya, aku tidak mengenakan pakaian dalam.”

Arisa berkata, “Aku tidak percaya ini~” dengan kedua tangannya berada diantara mulutnya yang terbuka. Semacam sebuah ekspresi, tapi karena kita berasal dari ras yang berbeda, kita tidak terlalu mengerti artinya.

“Kita akan membeli pakaian dalam untuk semuanya~ sekarang, mari kita pergi!”
“Oou~”
“Oou~, nano desu~.”

Seperti melupakan sesuatu, Arisa memimpin Tama dan Pochi dengan bergandengan tangan sembari berjalan bersama. Karena ketiganya adalah anak-anak, mereka bisa menjadi mangsa dari copet atau penjahat, jadi aku mengikuti mereka.

“Tapi, di negeri ini celana dalamnya berbentuk celana tanggung. Jadi aku harus mebuat sendiri jika aku ingin bra atau celana pendek imut~”

Dia kelihatan tidak puas dengan pilihan yang ada di toko. Aku tidak mengerti dengan bahasa yang aneh, tapi mungkin itu sejenis pakaian dalam?

“Setidaknya itu lebih baik daripada tidak memiliki pakaian dalam sama sekali, Liza-san, mohon maaf sebentar.”

Setelah berkata, Arisa memeluk pinggulku. Sepertinya dia sedang mengukurku.

“Paman, tolong beri aku 9 dari ukuran ini, dan 3 untuk ini dan itu. Berapakah harganya?”

Dia dengan percaya diri mencoba untuk menawar harga 10 koin tembaga besar yang ditawarkan penjual, dan dia menawar sampai 6 koin tembaga besar. Selain itu, dia juga mendapatkan 5 tali hiasan sebagai bonus. Apakah dia mempunyai skill negosiasi dan menawar?
Tidak heran dia dipercayai untuk berbelanja oleh Master.

Pakaian dalam yang berjumlah 15 dimasukkan ke dalam tas. Pekerjaan fisik adalah peranku.


“Kuh~ aku kalah terhadap bau manis itu~.”
“Baunya enak~.”
“Nano desu~.”

Aku menghentikan tiga orang yang goyah dan membawa mereka menjauh dari kios dengan bau yang manis dan kita kembali berbelanja. Walaupun kelihatannya bisa diandalkan, dia juga masih anak kecil.

“Kira-kira apa ya yang tersedia untuk baju~? Bahannya terbuat dari kapas atau linen huh~ Uwa, ada baju dari rajutan rumput juga! Semuanya, baju apa yang kalian suka?”

Pochi dan Tama bingung. Para gadis ini belum pernah memilih sendiri baju mereka sebelumnya. Aku hanya punya baju yang dipesan khusus saat aku masih bersama suku ku, tapi selain itu aku selalu memakai pakaian bekas dari orang lain. Dia mungkin berasal dari keluarga kaya.

“Aku tak peduli jenisnya apa, yang penting itu bisa dipakai. Karena aku bertarung dengan tombak, baju yang kokoh sepertinya bagus.”

“Baiklah, ayo kita cari sebuah baju untuk pejuang yang kelihatan lucu! Aku bersemangat!”
“Terbakar~”
“Nano desu”

Aku pikir baju itu tidak harus lucu, tapi tidak hanya Arisa, Pochi dan Tama kelihatan senang juga. Mereka mungkin terbawa dengan suasana.

“Bagaimana dengan baju ini? Warna hijaunya sangat cantik, dan dekorasi mansetnya sangat lucu juga~ terlebih lagi, punggungnya terbuka, jadi saat kau menyisir rambut, kau bisa menggoda laki-laki dengan satu hempasan~.”
“Arisa, aku senang kau mencarikanku baju yang lucu, tapi aku memilih jubah dan celana ini. Akan kelihatan mudah digunakan saat bertarung dan benangnya tebal jadi akan tahan lama.”

Dia kelihatannya tidak menyukai pilihanku, Arisa menggaruk kepalanya yang tertutupi mantel. Aku heran, tidak seperti kami yang merupakan setengah manusia, kenapa dia yang seorang manusia menyembunyikan kepalanya dengan mantel? Sungguh misterius.

Pada akhirnya, selain Arisa, semuanya membeli dua set baju dan celana, dan sebuah gaun yang direkomendasikan Arisa.

“Arisa, kita sudah puas hanya dengan satu set baju. Aku tidak ingin membuang uang Master...”
“Ini buka membuang uang! Jika kita berpakaian dengan jelek, kita membuat Master malu! Tidak perlu baju yang mahal, tapi kita butuh untuk mengganti baju kita!”

Arisa dengan tegas mendeklarasikannya. Seorang gadis yang ras nya sama dengan Master bersikeras sejauh ini. Mungkin memang perlu.

Kami membeli dari 4 kios, dan seperti yang diduga, 15 potong baju memang sangat tebal.
Karena tidak mungkin muat dalam satu tas, kami membeli karung untuk tiap orang membawa barang mereka sendiri. Tentu saja aku membawa bagian dari Lulu, yang sedang tidur di penginapan.

Kami menghabiskan 4 koin perak dan 2 koin tembaga besar sejauh ini. Apakah tidak apa-apa untuk budak menghabiskan uang sebanyak ini?


“Selanjutnya, sepatu~”
“Sepatu~?”
“Kita punya sepatu nodesu.”

Tama memiring kan kepalanya, Pochi menunjuk ke arah kaki bersandalnya sendiri.
Tidak hanya bagi budak, bahkan warga miskin pun tidak memakai sepatu.

“Tidakkah kau pikir sepatu cadangan terlalu mewah?”

Kami menghabiskan uang dalam jumlah besar seolah itu normal. Aku takut ini terlalu boros. Aku tidak takut untuk dihukum, tapi jika aku berpikir bahwa Master akan menjadi muak kepadaku, hatiku membeku.

“Jika kau menggunakan tubuhmu untuk bertarung, maka sandal akan berbahaya tau? Sepatu bot atau sepatu dari kulit tebal seharusnya lebih baik.”

“Kulit kita cukup tebal, jadi tidak apa-apa.”

Arisa menggelengkan kepalanya.

“Serangga dengan gigitan ada yang mempunyai racun, ada hewan yang seperti itu. Jika kakimu terluka, bahkan meski kau pahlawan sekalipun kau masih bisa mati! Maka dari itu, kita harus beli sepatu.”
Dia mendorong kita semua ke dalam toko, tapi penjaga toko menolaknya. Arisa mencoba memaksa masuk, tetapi penjaga toko masih bersikukuh teguh.

“Kenapa kita tidak boleh masuk!”
“Siapa yang mau menyentuh kaki demi-human! Mereka lebih baik tidak bersepatu. Kau mengganggu bisnisku, pergi!”

Karena dia berencana memukul Arisa, aku mengangkatnya dari belakang. Pukulan penjaga toko mengenai perutku, tetapi terlalu lemah pukulannya, sama sekali tidak sakit.

Setelah menghabiskan waktu di labirin bersama Master, sepertinya aku sudah bertambah kuat.

Jika aku diperbolehkan, Aku ingin pergi ke labirin bersama Master lagi. Daging kodok goreng itu sangat enak... tidak, ini bukan untuk daging goreng itu. Aku sangat senang bisa berguna di labirin.


“Sekarang~ setelah aku menenangkan diri, ayo kita ke kebutuhan sehari-hari!”
“Barang~”
“Barang nano desu~.”

Aku brepikir apakah Pochi dan Tama mengerti apa itu barang kebutuhan sehari-hari...

“Arisa, apa yang akan kita beli? Jika itu meja atau peralatan maka kita sudah mempunyainya.”
“Begitukah~ maka, ayo kita hilangkan barang yang mungkin kita tidak butuhkan.”

Arisa mengutip barang-barang bak bernyanyi.

“Manakah yang tersedia~ sisir, cermin tangan, gelas, botol, jarum jahit, benang, gunting kain, handuk, pena dan tinta, dan kertas, sepertinya.”

“Arisa, bukankah cermin tangan terlalu mahal? Lagipula, apa yang kau butuhkan dari alat jahit dan alat tulis itu?”

“Alat tulis adalah pesanan Master. Dan alat jahit ini akan aku gunakan. Karena dulunya aku adalah cosplayer mandiri, bahkan tanpa skill, aku bisa menggunakannya~ aku bisa membuat pakaian dalam yang lucu dan baju untuk datang bulan~.”

Kami selesai mengumpulkan barang sehari-hari dari berbagai toko, tapi kami tidak jadi membeli cermin tangan. Cermin tangan berharga tepat 3 koin perak. Bahkan setelah Arisa menawarnya, masih terlalu mahal.

Dia dengan mudah menyerah untuk membeli gunting dan jarum, tapi dia masih ragu sebelum akhirnya dia menyerah untuk membeli cermin tangannya.


“Baiklah, misi selesai~ selanjutnya adalah cemilan yang ditunggu-tunggu~”
“Cemilan~ Daging~.”
“Daging~ Nano desu~.”
“Walaupun kita baru saja sarapan, kita masih akan makan lagi?”

Aku pikir, makanan itu hanya untuk dimakan pagi dan malam, apakah itu berbeda dengannya?
Tentu saja kami makan banyak saat di labirin, tapi itu adalah khusus untuk mengembalikan kekuatan kita yang telah di terkuras oleh pertarungan yang berturut-turut.

“Manisan sangat dibutuhkan untuk kehidupan yang berbudaya!”

Master telah mengijinkanya, jadi jangan terlalu membantah.
Bahkan saat kita sedang memilih makanan dari kios, dia tidak lupa mengambil buah untuk Lulu. Karena Lulu sepertinya adalah kakaknya, dia adalah adik yang sangat peduli kepada kakaknya.

“Kalian semua, apa yang ingin kalian makan?”
“Daging~!”
“Daging!”
“Daging sepertinya enak.”

Arisa terlihat sedikit kecewa.
Menurutku, tidak ada yang lebih enak dari daging, apakah hal itu berbeda dengan manusia?

“Daging jenis apa?”
“Daging yang di sate~”
“Daging yang di tusuk tulang nano desu~”
“Aku ingin daging kaki burung panggang.”

Setelah mendengar pendapat kami, Arisa berdeklarasi.

“Baiklah, karena budget kita masih banyak, mari kita pergi bergantian~.”

Setelah itu, adalah waktu yang menyenangkan. Dengan garam dan minyak yang sedang, penuh dengan bau yang enak, daging domba gunung panggang, aku tidak tahu jenis apa itu, tapi daging yang menempel di tulang ini mempunyai tekstur kunyah yang kenyal, terasa seperti daging ayam yang digoreng. Tidak salah lagi daging memang enak.

Akhirnya, aku mencoba memakan pasta manis yang di rekomendasikan Arisa, tapi rasanya kalah dengan daging. Selera ras manusia memang beda sepertinya.

Bahkan sebelum aku menjadi budak, aku hanya bisa memakan daging saat festival dan itu hanya sebuah daging ikan. Jika dipikir lagi, aku beruntung bisa menjadi budak Master.




TL: MobiusAnomalous, fan of Aialize
EDITOR: Isekai-Chan

0 komentar:

Posting Komentar